Selasa, 20 Juni 2023

Topi veteran

Persiapan 17 Agutusan nih. 
Di parade 17an kadang banyak yg memakai kostum tentara veteran. Salah satu outfit yg mesti dipunyai yaitu topi veteran
Di mana belinya? Saya gak jual topi ini. Kamu bisa klik link ini atau tulisan yg ada garis biru di bawahnya. 
Happy parade!

Senin, 19 Juni 2023

Taehyung dan bucket hat-nya

Pesona grup BTS (Bangtan Sonyeondan) atau Bangtan Boys sangat luar biasa dan membuat saya terkenang masa muda ketika tergila-gila dengan artis idola di masa itu. Tahun 90an saya nge-fans penyanyi, salah satunya Richard Marx. Sekarang jamannya Kpop, sekarang jamannya BTS. Anak-anak saya kerap menyanyikan lagu Kpop dan saya gak paham. 😀 Kalau drakor, saya kadang-kadang nonton terutama di masa pandemi.

Saya tergabung dalam komunitas merajut dan teman-teman perajut sedang demam apa-apa yg berkaitan dengan BTS. Salah satunya topi ember atau bucket hat yang dikenakan oleh Taehyung, salah satu personil BTS. Jadi saya ikutan bikin dan tentu saja cari tahu tentang BTS dan ARMY, sebutan untuk fans BTS. 

Orang Korea termasuk personil BTS ternyata suka memakai bucket hat semacam ini. Saya juga suka tapi karena jaman saya muda dulu, yg pakai bucket hat biasanya aktivis (politik) kampus atau pencinta alam. Tapi sekarang sudah banyak ibu2 modis pakai bucket hat yg tentu saja lebih feminin.

 ini saya sewaktu jadi relawan membersihkan candi Borobudur pasca letusan gunung Merapi tahun 2010. Saya pakai bucket hat untuk melindungi rambut dan mata dari cahaya matahari.

Dan yg serunya lagi, Taehyung pakai topi rajut. Di Indonesia, cowok2 mana mau pakai topi rajut, kecuali cowok2 yg anti mainstream

Jadi, saya pun bikin bucket hat rajut yang dipakai Taehyung ini. Kebetulan ci Yunita Cece Titi menawarkan WSO bucket hat ini. Langsung daftar, bayar dan masuk kelas hari itu juga. Super kilat karena sudah pengen merajut topi ini. 

Berhubung tidak punya benang polythick, saya pakai benang policheri dobel, yang ternyata bikin tangan cepat cape karena .... dobel. 😀😀😀 butuh ekstra tenaga untuk merajutnya. Hasilnya cantik. Tapi perjuangannya juga lumayan.

Karena penasaran dan belum pernah pakai benang polythick, saya pesan benang polythick secara online via Shopee  dan pas datang, benangnya sama dengan policheri tapi lebih tebal. Ya iyalah. Policheri digolongkan benang D18, sedangkan polythick digolongkan D30. Jangan tanya saya artinya. Saya ngikut yg ngerti benang seperti guru rajut saya dan yg jualan benang saja. 😀

Horreeee, benang polythick-nya-nya sudah datang dan langsung saya rajut. Seperti policheri, benang polythick ini ringan dirajutnya. Sebentar saja saya sudah bbrp row. 😀😀😀
Ditunggu ya hasil jadinya. Kalau mau pesan, juga boleh. Mau warnanya sama dengan Taehyung atau kombinasi warna lain, yg hasilnya cantik dan keren juga, juga boleh. Hubungi saya di 0812 8115 0858, ibu Pipit. Pengiriman dari Jakarta. Order dibuat maksimal 3-7 hari, tergantung banyaknya pesanan. 

Yuukkk, ditunggu ya orderannya.
Borahae. 💜💜💜

Kue muffin dan Dehan


Punya bahan2 kue sejak Idul Fitri lalu, drpd rusak, bebikinanlah. Saya suka coklat dan kue dari coklat. And I love muffin much tapi malas naruh adonan muffin satu satu ke dalam kertas cetakannya. Jadi saya tuang saja adonan ke loyang dan dikukus. Yg penting rasanya enak dan gak bantet. 
Ada cerita di balik bahan2 kue yg dibeli ini. Tadinya saya mau jualan kue kering di bulan Ramadhan tapi kok males ya promosi dan bikin sampel. 

Minggu kedua Ramadhan ada teman yg mau jadi caleg di sebuah partai minta ditemani pendaftaran dan pengurusan dokumennya. Jadi kami wara wiri ke sana kemari termasuk ke kantor DPP partai tsb juga ke dapilnya di Kuningan, Jawa Barat. Minggu keempat, masih ada dokumen yg belum selesai tapi instansi pemerintah sudah libur Idul Fitri. Jadi kami istirahat dari urusan ini dulu. Kalau begitu saya jadi punya waktu untuk bikin kuker, minimal untuk diri sendiri. 

Hari Senin dapat kabar kalau anak kami yg di Jogja masuk ICU, krn plasentanya bermasalah. Cukup panik karena bbrp hari menjelang Idul Fitri, tiket KA ke Jogja pasti sudah habis dari dua bulan lalu. Jadi kami hanya berdoa dari Jakarta dan memantau perkembangan via WA yg dikirimkan oleh menantu kami. 
Hari Rabu si bayi lahir selamat dgn operasi caesar dan prematur krn baru berusia 7 bulan lebih bbrp hari. Hari Idul Fitri ibu dan anakpun terpaksa dihabiskan di RS. Bbrp hari kemudian si bayi sudah boleh pulang. Ibunya sudah pulang duluan. Alhamdulillah.
Akhirnya, baru bisa nengok cucu di Jogja minggu lalu. Bayi prematur itu, Dehan, sudah tumbuh dgn baik dan sehat. Alhamdulillah. 
Dan bahan2 kuenya baru kepegang lagi. 😀😀😀

Senin, 26 Oktober 2020

CORONAVIRUS - The situation in Myanmar

 


CORONAVIRUS - The situation in Myanmar

1. General condition

Since the number of the local transmission and positive cases are increasing a lot these days not only in metropolitan cities like Yangon but also in other Regions and States (especially in Rakhine State), the government urges people to stay at home as much as possible,  in social distancing, to wear the masks when going out. But most of the production factories for essential sectors such as foods are still in operations with close supervision and with prevention measures.

The updated news can be checked at Myanmar’s Ministry of Health and Sports: https://www.mohs.gov.mm/ .

2. Preventive measures

Myanmar government has been taking precautionary measures to control and limit the risk of the spreading the corona virus in Myanmar:

  • In case of urgent official missions or compelling reasons, foreign nationals, including diplomats, United Nations officials and international investors who wish to travel to Myanmar by available relief or special flights, need to contact the nearest Myanmar Embassies for possible exception with regard to certain visa restrictions. However, all visitors must abide by existing directives issued by the Ministry of Health and Sports relating to the prevention and control of the COVID-19 pandemic.
  • According to the announcement of government on September 7 2020, all the travelers to Myanmar (through relief flights) need to stay 14 days of facility quarantine after arriving into Myanmar.
  • Domestic flights are currently suspended their operations until October 31 3030.
  • Public transport is still operating and the Express Bus Transportation reduce the number of passengers to half (i.e one person in two seats ratio).
  • According to the notification of Ministry of Health and Sports on August 16 2020, gathering of five people and above are restricted and all social events are postponed or cancelled until the making further announcement.
  • It is compulsory wearing of face masks and in social distancing in public.
  • All government and private schools, universities and entertainment centers are closed. Restaurants are only available in take-away system according to the announcement on September 6 2020.
  • The curfew was imposed from 24:00 to 4:00 in big cities but Sittwe city in Rakhine State is under the curfew from 21:00 to 4:00 and under stay at home program because of the big outbreak according to the announcement of the MOHS on August 25 2020.
  • The Government has announced Yangon (except Coco Township) under stay at home program since September 21 2020 and some townships of the other Regions and States (Mon State, Mandalay Region, Bago Region and Ayeyarwaddy Division) under this program since September 25 2020. 
  • All private cars and trucks from Yangon in Yangon-Mandalay Highway need to do health check and require COVID-19 free certificate that is valid for two weeks from the date of testing.

Sources:     

3. Exit strategy

  • The confirmed cases are increasing rapidly day by day and local transmission outbreak was happened again after the one month of disappearing local transmission on August 25, 2020. So, the government imposed the preventive measures to control the situation.   
  • The risk of community transmission remains still high due to the rainy season and its flu season combination with COVID-19 symptoms.
  • Physical distancing of 6 feet outside the home (including on public transport), and at work.
  • Health services operate as normally as possible.
  • Because of the increasing rapidly the positive cases and local transmissions in Myanmar, most of the private offices are swift to Work From Home system and some use partially shift-based system.

4. Economy

a. Economic impact

By the World Bank, Myanmar’s GDP decreased around 2-3% by COVID 19. People in poor conditions are impacted by the loss income and negative impacts of the economy. The three sectors raised by the Union Myanmar Federation Chambers of Commerce and Industry are tourism, Cut-Make-Package (CMP), and Small-Medium-Enterprises (SME), are in high vulnerability. Banking sector will also come under pressure. According to the World Bank, the net profits of private banks went negative for the first time in a decade as their ability to lend at a profit is severely limited by high interest rates required by the Central Bank of Myanmar.

Eurocham Myanmar conducted a survey to some European businesses in Myanmar to measurer by the impacts of COVID-19. More than 60% of the respondents claim that they are either significantly or moderately affected. Small and medium companies would be the most impacted and automotive, FMCG, retail and manufacturing are sectors at the frontline. While 34% of the respondents answered that the recovery from the impacts of COVID 19 will depend on how the supply chain across all industries will react, another 51% of the respondents estimate a recovery within 6 months.

According to the telephone survey results of The Asia Foundation, they found that businesses had laid off on average 16% of their employees during this pandemic and about 64% of the businesses are expected to face with the cash flow problems. So, the share of the businesses’ latest loans are increased to 51% in the survey from 25% in before pandemic. The profitability may take longer to recover even though the activities are back to normal due to the falling income will hurt consumers’ demand.

b. Trade barriers

Botst u buiten de EU op handelsbelemmeringen of andere problemen op het vlak van markttoegang? Laat het ons weten via handelsbelemmering@fitagency.be. Wij analyseren uw aangifte en maken die via de geijkte kanalen over aan de bevoegde instanties.

c. Measures for economic relaunch

The country also has experience recovering from severe shocks such as Cyclone Nargis in 2008 and floods and landslides in 2015. Back then, the apex authority under the National Natural Disaster Management Committee was activated to oversee response and recovery plans. So, the Myanmar economy can relaunch quickly after the Covid-19 pandemic even though most of the SMEs are affected badly.

d. Economic outlook

The COVID-19 situation cause an overall slowdown in Myanmar’s economy and its trading partnering countries.  Cancellation of Events and Expos, cancellation of orders from clients, tourism projects, delay payment and financial transactions, logistics and supply chain disruptions, raw material and equipment shortages, foreign employees leaving the country, are unusual manners that hit to the business operations. The Confederation of Trade Unions of Myanmar (CTUM) said that 16 factories have shut down in Myanmar. There will have more factories, will shut down during the Covid 19 outbreak. But the Magwe Regional Government has allowed more than 1000 factories out of 4000 to reopen after inspections were carried out in Magwe Region on May 22.  Moreover, The currency exchange rate has also become volatile. In February, Myanmar Central Bank purchased US$ 6 million in a move to ease the exchange rate volatility.

e. Short term opportunities

On March 18, the Government of Myanmar announced that the 2 percent advance income (withholding) tax on exports will be waived until the end of this fiscal year. A COVID-19 Fund worth MMK 100 billion (US$70 million, 0.1 percent of GDP) has been established at the Myanmar Economic Bank to provide soft loans to affected business (particularly the priority garment and tourism sectors and SMEs) at reduced interest rates. Starting April 20, 2020 the customs department has reduced duties for businesses operating with the Myanmar Automated Cargo Clearance System. The Ministry of Planning, Finance and Industry and Japan International Cooperation Agency (JICA) will provide Kyat 64 billion in funds to micro, small and medium enterprises (MSMEs) and the maximum amount of loan for each business will be Kyat 300 million (a yearly interest rate will be 5.5% to 10.%). Under the government’s Economic Relief Plan (CERP), the government raised the loan amount to 200 billion MMK to 500 billion MMK to be disbursed before the end of the year and the total more than 2000 SMEs have already received the low-interest loan until now.  

f. Long term opportunities

The Myanmar Investment Commission-MIC approved 11 new projects on April 3, 2020 in the manufacturing, construction and other services sectors with investments of over US$555 million and over K 51 billion. The investment includes expansion of capital by 13 existing projects .Myanmar Investment Commission has systematically approved the labor intensive projects to create 3,200 job opportunities to minimize the impact of workers on the effects of COVID-19. Having the cheaper labour and government incentives to promote the foreign investment,  garment sector will be an arena to look at.

5. Useful links

6. Dossier Coronavirus

Het coronavirus heeft een wereldwijde impact, niet alleen op de gezondheid maar ook op de economie. Ook uw export kan hiervan gevolgen of zelfs hinder ondervinden.

FIT monitort de risico's dagelijks en ons buitenlands netwerk informeert u over alle implicaties voor Vlaamse exporteurs op hun internationale activiteiten.

In het dossier Coronavirus vindt u een aantal nuttige tips, adviezen en inzichten in de economische impact van de verspreiding van het virus op internationaal ondernemen.

Met vragen over internationaal ondernemen in tijden van Corona, kan u terecht bij exportadvies-corona@fitagency.be.

21 oktober 2020




Sabtu, 04 Agustus 2018

Peluncuran dan Bedah Buku Hari-hari Terakhir Bersama GusDur


Pers Rilis Peluncuran dan Bedah Buku Hari-hari Terakhir Bersama GusDur
Museum Nasional, Rabu, 25 Juli 2018

Langkah Perjuangan Demokrasi

“… Seperti kepada sahabat dekatnya, Abdullah Syafei’ie secara terbuka mengemukakan kegelisahannya sebagai orang Aceh. ‘Sejak jaman kolonial Belanda, kami tidak pernah merdeka!’ katanya dengan nada mengeluh sekaligus memprotes. ‘Tapi kenapa kita harus terlibat konflik?’ saya balik bertanya, mengajukan apa yang ada dalam pikiran. …” Itulah sepenggal kisah dalam buku Hari-hari Terakhir Bersama Gus Dur karya Bondan Gunawan.
Masih segar dalam ingatan, bagaimana Bondan sebagai Pjs Sekretaris Negara (Sesneg) menemui Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 16 Maret 2000. Pertemuan itu ia tempuh untuk melakukan pendekatan kemanusiaan kepada sesama anak bangsa yang tidak puas terhadap pemerintah pusat.
Kisah pertemuan Bondan dan Abdullah Syafei’ie tersebut memang sudah beredar di media cetak dan televisi. Namun, kita kali ini bisa melihat lebih rinci latar belakang tersebut diluncurkan dalam sebuah acara sederhana di Museum Nasional, Rabu malam, 25 Juli 2018. Acara peluncuran yang bertajuk “Demokrasi Politik dan Demokrasi Ekonomi untuk Indonesia Raya”, menghadirkan dua pembicara, yaitu Prof. Dr. Mochtar Pabottingi dan Dr. Yudi Latief.
Buku tersebut sebenarnya menceritakan kisah persahabatan Bondan dan Gus Dur yang berjibaku merintis tegaknya demokrasi di Indonesia. Tidak terbayangkan, dua sahabat ini – bersama beberapa rekan mereka – berinisiatif dan memprakarsai berdirinya Forum Demokrasi (Fordem) tahun 1991. Mereka seperti kumpulan “orang aneh” yang mengambil opsi untuk melawan kekuasaan rezim Orde Baru Soeharto. Menurut F. Rahardi, yang menulis Kata Pengantar buku ini, Fordem merintis keberanian berpikir, berserikat, berkumpul, dan mengemukakan pendapat di negeri ini.
Memang perjuangan berdemokrasi telah muncul jauh sebelum Fordem berdiri dalam sikap 50 orang yang secara frontal berseberangan dengan Orde Baru melalui Petisi 50. Namun, Petisi 50 secara spesifik mengoreksi kebijakan Presiden Soeharto, gerakan yang berbeda dengan Fordem. Fordem menentang arus besar penyeragaman berpikir, yang secara massif diterapkan sebagai sarana depolitisasi di negeri ini pada era kekuasaan Soeharto.
Dengan demikian, buku yang muncul pada momen 20 tahun Reformasi di negeri ini menjadi pelengkap atas puzzle perjuangan menegakkan demokrasi. Demokrasi di Indonesia pasca Reformasi bukan hal yang tiba-tiba saja mewujud. Persahabatan Bondan dan Gus Dur yang dalam perjalanannya membidani lahirnya Fordem merupakan rintisan perjuangan ke arah demokrasi di negeri ini. “Kiprah Pak Bondan di Fordem sangat berpengaruh sebab dia memiliki pandangan yang tajam, seimbang dan sehat mengenai demokrasi yang harus diimplementasikan di Indonesia. Dia peka terhadap deviasi-deviasi kepicikan seakan-akan antara agama dan kebangsaan harus memilih,” tulis Romo Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, S.J., dalam salah satu komentarnya terhadap buku karya Bondan ini.
Persahabatan Bondan dengan Gus Dur telah menorehkan rintisan demokrasi di negeri ini. Bondan – yang berlatar belakang “abangan” dan aktivis pergerakan – berkolaborasi dengan Gus Dur yang lahir dari kehidupan “santri”, yang didasari tradisi intelektualitas kuat. Dua elemen ini saling mengisi dan memberi warna. Tidak mengherankan jika keduanya memiliki kesamaan visi penghormatan terhadap martabat kemanusiaan, kepedulian yang besar kepada golongan minoritas, dan elan perjuangan untuk menempatkan semua warga negara berkedudukan sama di muka hukum. Perjuangan dua figur yang membidani lahirnya Fordem ini dilihat F. Rahardi sebagai jejak-jejak perintis.
“Sebagai perintis, nasib Fordem memang seperti semua perintis, akan mati atau dilupakan setelah yang diperjuangkan tercapai. Bondan sempat sebentar ‘mencicipi’ masuk ke dalam pemerintahan, tetapi segera dihajar kiri kanan, lalu tersingkir,” tulis Rahardi dalam Kata Pengantar. “Nasib perintis memang hanya berada di kawasan tandus, saat tanaman lain belum ada. Dalam kaitan dengan demokrasi, keterbukaan, dan penghargaan terhadap HAM, Bondan dan Gus Dur punya andil sangat besar dimulai pada saat merintis gerakan melalui Fordem,” lanjut Rahardi.
Momen 20 tahun Reformasi – tepatnya pada Mei lalu – menjadi saat yang baik untuk merefleksikan potongan-potongan kisah bagi kondisi bangsa kita dewasa ini. Secara pribadi, Bondan mengungkapkan bahwa banyak cerita muncul dan beredar, yang masih berkabut hingga saat ini. “Yang jelas,” ungkap Bondan, “saya dan Gus Dur menolak segala akitivitas yang dikemas atau bisa ditafsirkan secara konspiratif. Kami berdua saling meyakini bahwa banyak hal yang ada di hadapan kita, sebenarnya dapat dielaborasi, dicari titik temunya dalam proses keterbukaan. Prinsip transparansi menjadi begitu penting dalam proses mencari kesepahaman ini.”  
Proses mencari titik temu bersama itulah yang hingga kini dinilai Bondan sebagai hal yang harus diperjuangkan dalam kehidupan bersama. Huru-hara dan ribut-ribut yang tidak bermutu sudah banyak menghiasi media kita, mempertontonkan banyak sandiwara yang hanya merugikan bangsa dan negara ini. Menurut Bondan, momen kali ini menjadi saat yang tepat untuk merefleksikan perjuangan kita sebagai bangsa selama ini, sembari memberi bekal bagi generasi muda.
“Sebagai orang muda, sudah selayaknya dipahami bahwa bentuk-bentuk kegiatan bersama demi kepentingan yang lebih besar itu pasti penuh resiko dan tidak jarang berbuah cemooh. Namun, tercapainya sesuatu yang kita pikirkan sebagai tujuan yang lebih besar dan luhur, dibanding pujian dan kenikmatan yang bersifat sesaat, harus kita perjuangkan. Jangan pernah lelah!” tegas Bondan. Dia melanjutkan bahwa para pemimpin mestinya harus rela dan berani untuk tidak populer demi tercapainya maksud baik bagi semakin banyak orang, bagi saudara saudari satu tumpah darah.
Pesan tersebut muncul dan seolah menjadi kristalisasi pengalaman Bondan yang hanya sebentar membantu terlibat di puncak pemerintahan pada era Gus Dur. Meskipun demikian, Bondan tetap hidup biasa-biasa saja. Padahal, banyak akitivis yang gagal lalu frustrasi, kemudian berubah dari pemberi solusi menjadi bagian dari masalah. Namun, Bondan justru tidak banyak omong dan tidak terlalu popular menjadi langganan media, walaupun banyak informasi penting yang bisa digali dari sumber ini. Hal ini dirasakan oleh Gunretno, Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) yang banyak belajar dari Bondan. “Ketika itu, saya terkejut melihat di televisi yang menayangkan pak Bondan mengundurkan diri sebagai menteri untuk mempermudah penyidik memeriksanya karena tuduhan korupsi. Sebuah keputusan sangat berani karena tak  semua orang bisa legawa. Sampai sekarang, mana ada pejabat publik yang berani mengundurkan diri jika belum divonis pengadilan?” jelas Gunretno yang masih terus berjuang bersama masyarakat Kendeng hingga kini.
Buku karya Bondan yang diluncurkan ini mengisahkan perjuangannya bersama Gus Dur di luar pemerintahan. Meskipun hanya sebentar di dalam pemerintahan karena dihantam kiri-kanan, kiprah mereka meninggalkan banyak kemajuan bagi kebaikan bersama di negeri ini. Pergaulan mereka dengan berbagai elemen sesama anak bangsa dari aneka latar belakang, menyemaikan benih-benih semangat persaudaraan sejati yang bisa kita nikmati hingga kini.
Dua sahabat ini memiliki sebutan untuk masing-masing yang khas. Bondan bersama beberapa rekan seperjuangannya berhasil menyematkan julukan istimewa bagi Gus Dur sebagai ‘Guru Bangsa’. Sementara itu, Gus Dur menyebut Bondan sebagai “banteng yang berkeliaran di mana-mana, di luar habitatnya” – sebagai kiasan bahwa dialah seorang nasionalis, Marhaenis, atau Soekarnois yang bergerak di luar organisasi resmi kaum nasionalis. Bahkan, ketika berkunjung ke Israel, Gus Dur memperkenalkan Bondan di forum internasional sebagai seorang Soekarnois dan tokoh klandestin pelanjut pemikiran Soekarno di zaman pemerintahan rezim Orde Baru Soeharto.
Suatu ketika, Gus Dur pernah mengatakan kepada Bondan bahwa karena dirinya mendalami dan memahami kitab kuning, dia (dan para kyai NU) percaya bahwa “setiap masalah selalu ada jalan keluarnya. Betapapun rumitnya, selalu bisa dicarikan solusinya, tetapi bukan menyederhanakan masalah.”
Inilah yang merujuk pada nilai-nilai ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah. Menurut Gus Dur, itulah sebabnya dalam konteks nasional, pemuka-pemuka Islam di Indonesia memilih NKRI sebagai negara-bangsa (nation state) yang mengutamakan wawasan serta pendekatan kebangsaan dan bukan negara Islam!

Terkait refleksi kebangsaan tersebut Bondan menandaskan bahwa di Indonesia, tidak pernah terjadi pergantian kekuasaan secara radikal! “Ketika terjadi instabilitas politik,” tegas Bondan, “tak pernah ada presiden yang ingin mempertahankan kekuasaan dengan segala cara, misalnya membenarkan diri lalu memenangkan konflik horizontal.” Menurut refleksinya, presiden Indonesia berusaha menyatu dengan rakyatnya. Itulah yang terjadi pada Soekarno. Sebaliknya, tidak pernah ada percobaan kudeta secara radikal yang didukung, lalu dibenarkan oleh rakyat.”Inilah salah satu keutamaan kita sebagai bangsa yang besar.”

Oleh karena itu, melakukan reformasi pada hakikatnya berarti melakukan pemurnian.  Dikaitkan dengan momen 20 tahun Reformasi di Indonesia, gerakan reformasi – di satu pihak – muncul sebagai reaksi berupa penolakan terhadap berbagai penyimpangan, kekeliruan, penyalahgunaan wewenang, yang berakibat korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) pasca pemerintahan Orde Baru. Sedangkan di lain pihak, reformasi merupakan upaya memasuki era baru untuk membenahi dan mengembalikan sistem dari negara kekuasaan menjadi negara kesejahteraan yang berkeadilan sosial. “Maka, demokrasi politik saja tidaklah cukup, harus ada demokrasi ekonomi. Inilah demokrasi Indonesia yang sesungguhnya. Harapan saya, kita – terutama generasi muda – dapat bersama-sama bergandengan tangan menciptakan demokrasi politik dan demokrasi ekonomi bagi Indonesia Raya,” demikian Bondan Gunawan. (*)

Sabtu, 16 September 2017

Asal Usul Nama Tempat Di Jakarta

ASAL USUL NAMA TEMPAT / DAERAH DI JAKARTA

Jakarta merupakan Ibu Kota yang punya banyak cerita, legenda.
Salah satu nya tentang sejarah dari beberapa nama2 daerah berikut ini :

1. Glodok

Asalnya dari kata grojok yang merupakan sebutan dari bunyi air yang jatuh dari pancuran air. Di tempat itu dahulu kala ada semacam waduk penampungan air dari kali Ciliwung. Orang Tionghoa dan keturunan Tionghoa menyebut grojok sebagai glodok karena orang Tionghoa sulit mengucap kata grojok seperti layaknya orang pribumi.

2. Kwitang
Dulu di wilayah tersebut sebagian tanah dikuasai dan dimiliki oleh tuan tanah yang sangat kaya raya sekali bernama Kwik Tang Kiam. Orang Betawi jaman dulu menyebut daerah itu sebagai kampung si Kwitang dan akhirnya lama-lama tempat tersebut dinamai Kwitang.

3. Senayan

Dulu daerah Senayan adalah milik seseorang yang bernama Wangsanaya yang berasal dari Bali. Tanah tersebut disebut orang2 dengan sebutan Wangsanayan yang berarti tanah tempat tinggal atau tanah milik Wangsanayan. Lambat laun akhirnya orang menyingkat nama Wangsanayan menjadi Senayan.

4. Menteng

Daerah Menteng Jakarta Pusat pada zaman dahulu merupakan hutan yang banyak pohon buah-buahan a.l. pohon buah menteng. Orang menyebut wilayah tersebut dengan nama Kampung Menteng. Pada tahun 1912 dibeli pemerintah Hindia Belanda utk lokasi perumahan pegawai pemerintah Hindia Belanda, maka daerah itu disebut Menteng.

5. Karet Tengsin

Nama daerah yang kini termasuk kawasan segitiga emas kuningan ini berasal dari nama orang Cina yang kaya raya dan baik hati. Orang itu bernama Tan Teng Sien. Karena baik hati dan selalu memberi bantuan kepada orang-orang sekitar kampung, maka Teng Sien cepat dikenal oleh masyarakat sekitar dan selalu menyebut daerah itu sebagai daerah Teng Sien. Pada saat itu dilokasi tsb banyak pohon karet, maka daerah itu dikenal dengan nama Karet Tengsin.

6. Kebayoran

Kebayoran berasal dari kata kebayuran, yang artinya “tempat penimbunan kayu bayur”. Kayu bayur sangat baik untuk dijadikan kayu bangunan karena kekuatannya serta tahan terhadap rayap.

7. Lebak Bulus

Daerah yang terkenal dengan stadion dan terminalnya diambil dari kata “lebak” yang artinya lembah dan “bulus” yang berarti kura-kura. Jadi lebak bulus dapat disamakan dengan lembah kura-kura. Kawasan ini memang kontur tanahnya tidak rata seperti lembah dan di kali Grogol dan kali Pesanggrahan- dua kali yang mengalir di daerah tersebut-memang terdapat banyak sekali kura-kura alias bulus.

8. Kebagusan

Nama kebagusan, daerah yang menjadi tempat hunian mantan presiden Megawati, berasal dari nama seorang gadis jelita, Tubagus Letak Lenang. Konon, kecantikan gadis yg keturunan Kesultanan Banten ini membuat banyak pemuda ingin meminangnya.
Agar tidak mengecewakan hati pemuda2 itu, ia akhirnya memilih bunuh diri. Sampai sekarang makam itu masih ada dan dikenal dengan nama Ibu Bagus.

9. Ragunan

Berasal dari Wiraguna, yaitu gelar yang di sandang tuan tanah pertama kawasan tersebut bernama Hendrik Lucaasz Cardeel, yg diperolehnya dari Sultan Banten Abunasar Abdul Qahar, putra Sultan Ageng Tirtayasa.

10. Pasar Rumput

Dulu, tempat ini merupakan tempat berkumpulnya para pedagang pribumi yang menjual rumput. Para pedagang rumput terpaksa mangkal di lokasi ini karena mereka tidak diperbolehkan masuk ke pemukiman elit Menteng. Saat itu, sado adalah sarana transportasi bagi orang-orang kaya sehingga hampir sebagian besar penduduk Menteng memelihara kuda.

11. Paal Meriam

Asal usul nama daerah yang berada di perempatan Matraman dengan Jatinegara ini berasal dari suatu peristiwa sejarah yang terjadi sekitar tahun 1813. Pada waktu itu pasukan artileri meriam Inggris yang akan menyerang Batavia, mengambil daerah itu untuk meletakan meriam yang sudah siap ditembakan. Peristiwa tersebut sangat mengesankan bagi masyarakat sekitar dan menyebut nama daerah ini paal meriam (tempat meriam disiapkan).

12. Cawang

Dulu, ketika belanda berkuasa, ada seorang letnan Melayu yang mengabdi pada kompeni, bernama Ence Awang. Letnan ini bersama anak buahnya bermukim di kawasan yang tak jauh dari Jatinegara. Lama kelamaan sebutan Ence Awang berubah menjadi Cawang.

13. Pondok Gede

Sekitar Tahun1775, Lokasi ini merupakan lahan pertanian dan peternakan yang disebut dengan Onderneming. Di sana terdapat sebuah rumah yang sangat besar milik tuan tanah yang bernama Johannes Hoojiman. Karena merupakan satu-satunya bangunan besar yang ada di lokasi tersebut, bangunan itu sangat terkenal. Masyarakat pribumi pun menjulukinya “Pondok Gede”

14. Condet Batu Ampar dan Balekambang

Pada jaman dahulu ada sepasang suami istri, namanya Pangeran Geger dan Nyai Polong, memiliki beberapa orang anak. Salah satu anaknya, perempuan, diberi nama Siti Maemunah, terkenal sangat cantik. Pangeran Astawana, anak pangeran Tenggara atau Tonggara asal Makassar pun tertarik melamarnya. Siti Maemunah meminta dibangunkan sebuah rumah dan tempat peristirahatan diatas empang, dekat kali Ciliwung yang harus selesai dalam satu malam. Permintaan itu disanggupi dan menurut legenda, esok harinya sudah tersedia rumah dan sebuah bale di sebuah empang di pinggir kali Ciliwung. Untuk menghubungkan rumah itu dengan kediaman keluarga pangeran Tenggara, dibuat jalan yang diampari (dilapisi) Batu. Demikian menurut cerita, tempat yang dilalui jalan yang diampari batu itu selanjutnya disebut batu ampar, dan bale (balai) peristirahatan yang seolah-olah mengambang diatas air itu disebut Balekambang.

15. Buncit

dulunya di jalan buncit raya sekarang ada pedagang kelontong China berperut gendut (Buncit) yang terkenal.

16. Bangka

dulunya di sana banyak ditemukan mayat (bangke/bangkai) orang yang dibuang di kali krukut.

17. Cilandak

Konon di sana pernah ditemukan seekor landak raksasa

18. Tegal Parang

Konon dulu disana banyak di temukan alang-alang tinggi (tegalan) yang di potong dengan parang (golok).

19. Blok A/M/S

dulunya sekitar situ tempat pembukaan perumahan baru yang ditandai dgn blok, mulai A-S. Sayang yang tersisa tinggal 3 blok saja.

20. Kampung Ambon

Berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur, nama Kampung Ambon sudah ada sejak tahun 1619. Pada waktu itu JP Coen, Gubernur Jenderal VOC menghadapi persaingan dagang dengan Inggris. Untuk memperkuat angkatan perang VOC, Coen pergi ke Ambon dan merekrut masyarakat Ambon untuk dijadikan tentara. Pasukan dari Ambon yang dibawa Coen itu kemudian diberikan pemukiman di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Sejak itulah pemukiman tersebut dinamakan Kampung Ambon.

Sumber :  http://kamarloteng.blogspot.co.id/2011/01/asal-mula-nama-tempat-di-jakarta-kaskus.html

Kamis, 11 Agustus 2016

Obat peluruh batu urine

Sejak hari Senin kemarin (8/8/2016) saya merasa sakit ketika buang air kecil. Ketika periksa ke dokter, saya harus cek urine dulu agar dokter dapat memberikan obat yang tepat. Ternyata sedimen lekosit saya cukup tinggi.10-15, sedangkan batas normal adalah 0-3, atau 5 x dari batas normal. Dalam bahasa orang awam, ada pasir di kandung kemih saya. Ini yang bikin pipis menjadi tidak lancar dan terasa nyeri. Aduuuh, pasir saja sudah bikin sakit apalagi kalau sudah jadi batu ya.
Salah satu obat yang diberikan dokter adalah Nephrolit. Obat ini membantu meluruhkan batu urin di saluran kemih serta membantu melancarkan buang air kecil. Saya dilarang minum kopi, teh dan suplemen energi. Harus dan wajib minum air putih sebanyak2nya. Makin sering pipis, makin bagus, karena pasir yg luruh akan cepat keluar dari kandung kemih.Obat lainnya adalah Amoxicilin dan Asam Mefenamat.
Alhamdulillah, setelah minum obat-obatan ini nyeri saat buang air berkurang, air pipis lancar dan keluar banyak. Kemarin2 buang air kecil berulang-ulang, sedikit yg keluar, dan nyeri sekali. 
Wish me luck!


Saya langsung teringat kalau pada bulan September 2015 lalu, saya juga mengalami hal yang sama yaitu sulit pipis karena banyaknya kadar lekosit dalam urine saya. Tapi saat itu dokter tidak menjelaskan terlalu banyak dan pantangan ini dan itu. Mungkin karena saat itu fokus utamanya adalah menghilangkang penyakit tipes saya, yang membuat saya harus dirawat selama 5 hari di rumah sakit. Wah, artinya dalam waktu satu tahun, pasir dalam urine saya sudah terbentuk lagi. Ini berarti, saya harus semakin berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan dan minuman karena sudah punya kecenderungan pembentukan pasir dalam kandung kemih saya.